Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman | Materi Bio
KELAS XII
SEMESTER GANJIL
BAB 1 : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN
1.
Pengertian
Pertumbuhan adalah
proses perubahan biologis makhluk hidup meliputi pertambahan ukuran (volume,
massa, & jumlah sel) yang bersifat kuantitatif dan irreversible.
Perkembangan adalah
diferensiasi sel makhluk hidup menuju dewasa atau terspesialisasinya sel-sel
menuju ke struktur dan fungsi tertentu yang bersifat kualitatif dan
rreversible.
-
Pertumbuhan dan
perkembangan berjalan secara simultan
-
Auksanometer adalah
alat untuk mengukur pertumbuhan tanaman
2.
Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Berbunga
1). Fase Embrionik
Terjadi sejak penyerbukan bunga yang
ditandai dengan adanya penggabungan inti sel ovum dan serbuk sari yang
menghasilkan bakal buah dan bakal biji. Dimana biji tersebut mengandung calon
individu baru, embrio. Embrio disebut juga lembaga.
Emrio terdiri dari :
-
Radikula (akar lembaga)
Dikotil : Berkembang
menjadi akar tunggang
Monokotil : Berkembang
menjadi akar serabut
-
Kotiledon (daun lembaga)
-
Kaulikulus (batang lembaga)
Epikotil : Ruas batang
di atas daun lembaga
Hipokotil : Ruas
batang di bawah daun lembaga
2). Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses perubahan fisiologi biji dari bentuk dorman ke bentuk semai yang merupakan awal pertumbuhan dan perkembangan embrio di dalam biji.
Perkecambahan adalah proses perubahan fisiologi biji dari bentuk dorman ke bentuk semai yang merupakan awal pertumbuhan dan perkembangan embrio di dalam biji.
Struktur biji :
-
Epikotil, melindungi cikal bakal
batang dan daun
-
Hipokotil, melindungi cikal
bakal akar
-
Kotiledon, sebagai
inisiasi/perintis daun dan batang
-
Radikula, sebagai cikal bakal
akar
-
Koleoptil, melindungi cikal
bakal daun
-
Koleoriza, melindungi akar
-
Endosperma, sebagai cadangan
makanan
-
Kulit Biji atau testa, bagian luar yang melapisi seluruh biji
-
Plumula, pucuk dengan sepasang
daun
Perbedaan biji dikotil
dan monokotil :
Dikotil
|
Monokotil
|
Berkeping dua
|
Berkeping Satu
|
Tidak ada endosperma
|
Ada endosperma
|
Makanan untuk pertumbuhan embrio berasal dari kotiledon
|
Makanan untuk pertumbuhan embrio berasal dari endosperma
|
a). Tipe Perkecambahan
-
Perkecambahan epigeal, tipe perkecambahan yang menghasilkan kotiledon dan epikotil keluar dari
biji karena pemanjangan hipokotil sehingga kotiledon keluar ke atas tanah.
Contoh : Perkecambahan kacang hijau
dan kacang tanah
-
Perkecambahan hipogeal, Perkecambahan epigeal adalah tipe perkecambahan yang menghasilkan sedikit
hipokotil sehingga kotiledon tetap di dalam biji tidak keluar ke atas tanah.
Contoh : Perkecambahan
kacang kapri dan jagung.
b). Proses Perkecambahan
(1). Biji yang sedang
dalam masa dormansi
(2). Air masuk ke
dalam biji secara imbibisi
(3). Air mengaktivasi
hormon giberelin
(4). Hormon giberelin
mengaktivasi enzim hidrolisis (protease, lipase, dan amilase)
(5). Enzim-enzim yang
telah aktif memecah cadangan makanan menjadi energi
(6). Energi digunakan
biji untuk tumbuh menjadi kecambah
Contoh pada tanaman gandum :
Awalnya terjadi penyerapan air (imbibisi) dan embrio mulai mengaktivasi
hormon giberelin, yang tersebar ke lapisan aleuron disekeliling endosperma.
Giberelin merangsang sel-sel aleuron agar sel-sel tersebut membuat
(mensintesis) dan mengeluarkan enzim-enzim. Salah satunya enzim amilase yang
menguraikan amilum pada sel-sel endosperma menyebabkan endosperma menjadi rusak
dan mencair (liquefy). Selain itu ada juga enzim protease dan ribonuklease,
yang menyebabkan terbentuknya sitokinin, dan auksin yang merangsang pembelahan
sel dan pembesaran embrio. Sumbu pucuk-embrio selanjutnya
berkembang dan terus tumbuh.
Setelah proses perkecambahan,
tanaman mengalami pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Tanaman akan
membentuk akar, batang, dan daun. Ujung akar dan ujung batang akan memanjang
karena adanya aktivitas sel-sel meristematis dimana suatu sel mengalami
pembelahan menjadi dua sel dan seterusnya.
Jaringan
meristem ada tiga jenis berdasarkan letaknya, yaitu :
a)
Jaringan Meristem Apikal
Jaringan
ini terdapat pada ujung akar dan batang, aktivitasnya hanya merupakan
pertumbuhan primer
b)
Jaringan Meristem Interkalar
Jaringan
ini terletak antara jaringan meristem apikal dan lateral. Tumbuhan yang
memiliki jaringan ini adalah jenis tumbuhan rerumputan. Batang rumput jadi
lebih cepat memanjang sebelum tumbuh bunga.
c)
Jaringan Meristem Lateral
Jaringan
ini dapat membentuk pertumbuhan sekunder. Terjadi pada tumbuhan dikotil dan
gymnospermae.
Contoh
: Jaringan kambium, dapat bertambah diameternya (Pertumbuhan lateral).
3). Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan
yang disebabkan oleh aktivitas meristem primer sejak tanaman masih berupa
embrio. Jaringan meristem primer ini berada pada daerah titik tumbuh primer
yaitu ujung akar dan ujung batang (jaringan meristem apikal). Akibatnya tanaman
mengalami pemanjangan.
Tiga
sistem jaringan yang terbentuk, diantaranya :
-Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk
jaringan epidermis
-Meristem dasar yang akan berkembang
menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan korteks pada akar di antara stele dan epidermis
-Prokambium, yaitu lapisan dalam yang akan berkembang
menjadi silinder pusat, yaitu floem dan xylem
a.
Pertumbuhan Primer pada Akar
Akar muda yang keluar dari biji segera
masuk ke dalam tanah, selanjutnya membentuk sistem perakaran tanaman. Pada
ujung akar yang masih muda, terdapat tiga
daerah pertumbuhan, diantaranya :
(1). Daerah Pembelahan (Cleavage)
Karakteristik
:
-
Ukuran
dan bentuk sel-selnya relatif sama dan tersusun rapat
-
Sel-selnya
sangat aktif melakukan pembelahan dan pertumbuhan
-
Memerlukan
banyak karbohidrat untuk membangun dinding sel
-
Daya
tahan terhadap zat kimia dan radiasi cahaya rendah
a)
Daerah tudung akar (Kaliptra)
Tudung
akar berfungsi ujung akar terhadap benturan fisik tanah, serta mengambil air
dan mineral dari tanah dalam jumlah yang sedikit. Kaliptra berfungsi untuk
mensekresikan cairan polisakarida yang memudahkan akar menembus tanah. Sel-sel
kaliptra mengandung butiran tepung yang disebut kolumela.
-
Pada tudung akar dikotil, antara tudung akar dan kaliptra tidak
terdapat batas yang jelas dan tidak memiliki titik tumbuh pada kaliptra
tersebut.
-
Pada tudung akar monokotil, antara ujung akar dan kaliptra terdapat
batas yang jelas atau nyata dan mempunyai titik tumbuh tersendiri yang disebut
kaliptrogen.
(b). Daerah meristem
Meristem merupakan bagian dari ujung akar
yang selnya melakukan pembelahan secara mitosis dan terus menerus. Sel-sel
tudung akar yang rusak akan digantikan dengan sel-sel baru yang dihasilkan
sel-sel meristrem primer dari perkembangan sel-sel meristem apikal. Sehingga,
tudung akar akan tetap bisa diperbaharui dan daerah meristem akan tetap
terlindungi.
(2). Daerah Pemanjangan (Elongasi)
Daerah pemanjangan berfungsi untuk
menyimpan cadangan makanan. Pemanjangan sel bertujuan untuk menekan ujung akar
agar dapat menembus tanah. Karakteristik :
-
Memiliki
sel berukuran panjang
-
Sel-selnya
masih aktif membelah
-
Pertumbuhannya
lebih lambat dari daerah meristem
-
Sel-selnya
mampu memanjang 10 kali lebih panjang dari semula
-
Daya
tahan terhadap zat kimia dan radiasi cahaya sedang
(3). Daerah
Pendewasaan (Diferensiasi)
Daerah pendewasaan merupakan tempat
terjadinya spesialisasi sel-sel dari daerah pemanjangan yang menghasilkan tiga
sistem jaringan, yaitu protoderm (cikal bakal epidermis akar), meristem dasar
(cikal bakal parenkim korteks), dan prokambium (cikal bakal xylem dan floem). Karakteristik
daerah pendewasaan :
-
Bentuk
sel relatif bervariasi
-
Terdapat
rambut-rambut akar untuk menyerap garam mineral tanah
-
Aktivitas
pembelahan sel tidak aktif, terjadi proses organogenesis
-
Pertumbuhannya
lambat
-
Daya
tahan terhadap zat kimia dan radiasi cahaya kuat
b.
Pertumbuhan Primer pada Batang
Sama halnya dengan akar, pada ujung batang
juga terdapat titik tumbuh yang didalamnya merupakan daerah pembelahan,
pemanjangan, dan pendewasaan. Titik tumbuh pada batang dilindungi oleh balutan
bakal daunnya. Pertumbuhan, pembelahan, dan pemanjangan sel terjadi di dalam
internodus.
(1). Daerah Pembelahan (Meristematis)
Meristem apikal pada batang dibentuk oleh
sel-sel yang terus membelah bernama kuncup. Di dalam kuncup, ruas batang dan
tonjolan daun kecil (primordia) memiliki jarak sangat pendek karena jarak
internodus (antar ruas) sangat pendek.
(2). Daerah Pemanjangan (Elongasi)
Pada daerah pemanjangan terdapat cikal
bakal jaringan pembuluh.
(3). Daerah
Pendewasaan (Diferensiasi)
Pada daerah diferensiasi akan terbentuk
beberapa jaringan, yaitu epidermis, korteks, dan silinder pusat (floem dan
xylem). Setelah tanaman muda menjadi dewasa, proses pertumbuhan melambat yang
berarti sudah memasuki masa perkembangan menuju tanaman dewasa.
4). Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan
yang disebabkan oleh aktivitas meristem sekunder yang hanya terjadi pada
tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Akibatnya akar dan batang tanaman mengalami
pembesaran. Jaringan meristem sekunder ini berada pada daerah titik tumbuh
sekunder yaitu kambium (jaringan meristem lateral). Pembelahan sel-sel jaringan
kambium dipengaruhi oleh musim. Pada musim penghujan terbentuk lapisan yang
lebih tebal, sebaliknya pada musim kemarau bagian yang dibentuk lebih tipis.
Perbedaan ketebalan pertumbuhan membentuk garis melingkar (xylem sekunder) yang
dinamakan lingkaran tahun.
Jaringan
meristem sekunder meliputi :
a)
Kambium gabus (Felogen)
Pada daerah gabus terdapat lentisel yaitu
celah-celah gabus yang fungsinya sebagai penghubung lingkungan luar dan
lingkungan dalam sel tumbuhan.
Pertumbuhan
ke luar membentuk lapisan gabus (felem)
Pertumbuhan
ke dalam membentuk parenkim (feloderm)
b)
Kambium fasis
Pertumbuhan
ke luar membentuk floem sekunder
Pertumbuhan
ke dalam membentuk xylem sekunder
c)
Kambium interfasis
Pertumbuhannya
membentuk jari-jari empulur
5). Pertumbuhan Terminal
a) Zona
Meristematis
b)
Zona Elongasi
c)
Zona Diferensiasi
3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan
a.
Faktor Eksternal
1)
Faktor Iklim
a)
Oksigen
Oksigen digunakan dalam proses respirasi
tumbuhan untuk menghasilkan energi. Energi digunakan untuk pemecahan kulit biji
dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan.
b)
Cahaya Matahari
Pada
keadaan gelap, pertumbuhan tanaman mengalami etiolasi yang ditandai dengan
pertumbuhan yang abnormal (lebih panjang), pucat, daun tidak berkembang, dan
batang tidak kukuh. Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih kukuh
batangnya, berkembang sempurna dan berwarna hijau.
(1). Fototropisme
Fototropisme adalah respon tanaman
terhadap lama penyinaran. Banyak jenis tumbuhan mampu melacak matahari, dalam
hal ini lembar datar daun selalu hampir tegak lurus terhadap matahari sepanjang
hari (diafototropisme). Fototropisme ini terjadi pada famili malvaceae.
(2). Fotoperiodisme
Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan
yang diatur oleh panjangnya hari. Fotoperiodisme dipengaruhi oleh fitokrom
(pigmen penyerap cahaya merah dan inframerah dari sinar matahari). Interval
penyinaran sehari-hari mempengaruhi proses pembentukan bunga. Panjang periode
cahaya harian disebut fotoperiode. Lama siang hari di daerah tropis kisaran 12
jam. Lama siang hari di daerah yang memiliki empat musim dapat mencapai 16-20
jam. Fotoperiodisme menjelaskan mengapa pada spesies tertentu biasanya berbunga
serempak. Tumbuhan yang berbunga bersamaan ini sangat menguntungkan, karena
memberi kesempatan terjadinya penyerbukan silang.
Pengelompokan tumbuhan berdasarkan
panjang hari tumbuhan :
(a).
Tumbuhan hari pendek (short day plant)
Tumbuhan
berbunga jika terjadi penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Contohnya krisan,
jagung, kedelai, anggrek, dsb.
(b).
Tumbuhan hari sedang
Tumbuhan
yang berbunga jika terjadi penyinaran kisaran 12 jam sehari. Contohnya kacang
dan tebu.
(c).
Tumbuham hari panjang (long day plant)
Tumbuhan
yang berbunga jika terjadi penyinaran lebih dari 12 jam sehari (14 - 16 jam).
Contohnya kembang sepatu, bit gula, dan tembakau.
(d).
Tumbuhan hari netral (day-neutral plant)
Tumbuhan ini berbunga hampir
sepanjang musim, tidak tergantung lamanya siang hari. Contohnya kapas, mawar,
tumbuhan sepatu, tomat, cabe, dan bunga matahari.
c)
Kelembaban udara
Kelembaban udara menunjukkan kadar air
dalam udara. Kadar air yang tinggi berpeluang besar untuk menjadi awan dan
hujan. Air hujan akan masuk kedalam tanah, menjamin ketersediaan air bagi
tumbuhan.
d)
Air
Kekurangan
air pada tanah menyebabkan terhambatnya proses osmosis. Proses osmosis akan
terhenti atau berbalik arah yang berakibat keluarnya materi –materi pada
protoplasma sel-sel tumbuhan, sehingga tanaman kering dan mati.
Fungsi
Air :
(1).
Untuk fotosintesis
(2).
Medium reaksi enzimatis
(3).
Memecah dormansi biji
(4).
Mempertahankan kelembaban
(5).
Untuk transpirasi
(6).
Merangsang pembelahan sel dengan meningkatkan tekanan turgor
(7). Menghilangkan
asam absisi
(8).
Mempengaruhi kadar enzim dan substrat (laju metabolisme)
e)
Suhu
-
Suhu
optimum kisaran 15° - 30° : paling baik untuk pertumbuhan
-
Suhu
maksimum kisaran 30° - 38° : suhu tertinggi untuk tanaman bisa
tumbuh
-
Suhu
minimum kurang lebih 10° :
suhu terendah untuk tanaman bisa tumbuh
2)
Faktor Edafik (Tanah)
a)
Nutrisi
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
membutuhkan nutrisi berupa unsur-unsur dalam tanah dan udara, baik berupa
zat-zat organik (C, H, O, dan N) maupun zat-zat anorganik (Fe2+, Ca2+
, dsb). Pertumbuhan tanaman akan terganggu jika salah satu unsur yang
dibutuhkan tidak terpenuhi (defisiensi). Kurangnya unsur nitrogen dan fosfor
pada tanaman menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Kurangnya unsur magnesium dan
kalsium menyebabkan tanaman mengalami klorosis (daun berwarna pucat).
Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro.
Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit disebut unsur
mikro.
Unsur
|
Sumber
|
Fungsi/Penyusun
|
Defisiensi
|
M A K R O N U T R I E N
|
|||
C
|
CO2
|
Reaksi fotosintesis, bahan dasar
senyawa organik
|
Pertumbuhan dan metabolisme terhambat
|
H
|
H2O
|
||
O
|
H2O ; O2
|
||
N
|
NO3- ; NH4+
|
Asam amino, asam nukleat, klorofil
|
Pertumbuhan terhambat, klorosis
|
S
|
SO42-
|
Asam amino
|
Daun hijau pucat
|
P
|
H2PO4-
|
Asam nukleat, fosfolipid, ATP
|
Pertumbuhan terhambat, daun keunguan
|
Ca
|
Ca2+
|
Dinding sel, aktivator enzim
|
Pertumbuhan akar dan apikal terhambat, daun tidak
terbentuk
|
K
|
K+
|
Osmosis, keseimbangan ion,
aktivator enzim
|
Pertumbuhan terhambat, tumbuhan lemah, daun menggulung,
bercak-bercak dan tepi hangus
|
Mg
|
Mg2+
|
Klorofil, aktivator enzim
|
Gugur daun, klorosis
|
M I K R O N U T R I E N
|
|||
Fe
|
Fe2+ ; Fe3+
|
Sintesis protein dan klorofil
|
Klorosis, daun bergaris kuning
|
Cl
|
Cl-
|
Keseimbangan ion
|
Klorosis, daun mati
|
Cu
|
Cu2+
|
Aktivator enzim
|
Pertumbuhan terhambat, klorosis, daun bintik-bintik
|
Zn
|
Zn2+
|
Aktivator enzim, sintesis kloroplas
|
Klorosis, daun merah tua
|
Mn
|
Mn2+
|
Aktivator enzim, sintesis klorofil
|
Daun putih, berkas pembuluh berwarna gelap
|
Mo
|
MoO42-
|
Fiksasi nitrogen, reproduksi
tumbuhan
|
Daun hijau pucat dan menggulung
|
B
|
H2BO3- B(OH)4-
|
Perkecambahan, pembungaan, sintesis
asam nukleat
|
Pertumbuhan apikal dan lateral terhambat, daun menebal
dan kering
|
b)
pH Tanah (Baik pada pH 6.0 – 7.0)
c)
Kelembaban Tanah
Tanah yang kaya humus mampu menyimpan air
lebih banyak, sehingga tanaman tumbuh lebih baik. Tanaman yang tumbuh dengan
baik menghasilkan seresah lebih banyak dan meningkatkan bahan organik tanah.
3)
Faktor Biologis
Meliputi
gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematoda, maupun mikroorganisme
tanah (misalnya: bakteri Rhizobium dan
Mikorhiza).
b.
Faktor Internal
1)
Intrasel (Gen)
Tumbuhan dengan kandungan genetik yang baik
dan didukung oleh lingkungan yang baik akan membentuk sifat fenotif yang baik.
2)
Intersel (Fitohormon)
-
Pemicu Pertumbuhan
a)
Auksin atau
Dibuat
dalam meristem apikal, daun-daun muda, dan biji
Sifat
kerjanya mudah terurai cahaya, sehingga memicu pertumbuhan cepat di tempat gelap
(etiolasi).
Berbagai auksin :
(1). IAA (Indole Acetid Acid)
(2). 4-kloro IAA (4-kloro Indolasetat)
pada biji tumbuhan jenis kacang-kacangan
(3). PAA (asam fenil asetat) pada banyak
jenis tumbuhan
(4). IBA (asam indolbutirat) pada daun
jagung dan berbagai jenis tumbuhan dikotil
Fungsi :
(1). Merangsang pemanjangan sel pada
daerah titik tumbuh
(2). Merangsang pembentukan akar adventif
(3). Merangsang pembentukan buah tanpa
biji (partenocarpy)
(4). Berperan dalam dominansi apikal
(5). Merangsang pengguguran daun (absisi)
b)
Giberelin
Dibuat
dalam meristem apikal tunas dan akar, daun muda, serta embrio
Berbagai
giberelin :
(1).
GA3
(2).
GA1
(3).
GA4
(4).
GA5
(5). GA19
(6). GA20
(7). GA37
(8). GA38
Fungsi
:
(1).
Merangsang pemanjangan batang secara abnormal
(2).
Merangsang terbentuknya bunga
(3). Berperan
dalam perkecambahan biji, memobilisasi cadangan makanan embrio
(4).
Merangsang pembentukan buah tanpa biji (stenomocarpy)
(5).
Menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan
c)
Sitokinin
Disintesis
dalam akar, kemudian diangkut ke organ lain
Berbagai
sitokinin :
(1).
Zeatin
(2).
Sitokinin sintetik BAP (6-Bencilaminopurin)
(3). Sitokinin
sintetik 2-ip
Fungsi
:
(1).
Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel jika bersamaan dengan auksin dan
giberelin
(2). Menghambat dominansi apikal dari
auksin
(3).
Merangsang pembentukan akar cabang
(4).
Menghambat proses penuaan daun
(5).
Memecah dormansi biji, merangsang pembentukan pucuk
(6).
Merangsang pertumbuhan tunas samping dan perluasan daun
d)
Kalin
Dihasilkan
pada jaringan meristem
Jenis
kalin berdasarkan fungsinya, yaitu :
(1).
Rizokalin, memacu pertumbuhan akar
(2).
Anthokalin, memacu pertumbuhan bunga
(3).
Filokalin, memacu pertumbuhan daun
(4).
Kaulokalin, memacu pertumbuhan kayu/batang
e)
Gas Etilen
Diproduksi
oleh jaringan buah yang sedang matang, daun dan bunga yang menua
Berbagai
gas etilen : Gas etilen sintetik etepon (asam 2-kloroetifosfonat)
Fungsi
:
(1).
Mempercepat pematangan buah
(2).
Berperan dalam pertumbuhan batang menjadi tebal, menghambat pemanjangan batang
kecambah
(3).
Menghambat pembungaan, merangsang pembentukan bunga apabila bereaksi dengan
auksin
(4).
Apabila bereaksi dengan giberelin akan mengontrol rasio antara bunga jantan dan
bunga betina pada tumbuhan monoesious
(5).
Merangsang pengguguran daun
(6).
Menurunkan dominansi apikal dan inisiasi akar
f)
Asam Traumalin
Fungsi
: Merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik untuk menutup
luka. Kemampuan tumbuhan untuk memperbaiki luka disebut restitusi atau
regenerasi.
-
Penghambat Pertumbuhan (Asam Absisat)
Disintesis
pada daun, batang, buah, dan biji
Fungsi
:
(1).
Memperpanjang masa dormansi biji dan umbi-umbian
(2).
Mempercepat penuaan daun
(3).
Merangsang pengguguran daun
(4).
Mengatur penutupan dan pembukaan stomata terutama pada saat cekaman air
(5).
Menginduksi pengangkutan fotosintesis ke biji yang sedang berkembang dan
mendorong sintesis simpanan
(6).
Mempercepat absisi bagian tumbuhan yang menua
##
Absisi : peluruhan
secara terkendali suatu bagian seperti daun, bunga, atau buah oleh tumbuhan,
yang prosesnya berkaitan dengan perubahan tingkat kandungan auksin dalam bagian
yang akan gugur.
Dorman : Tidak aktif
atau istirahat (masa biji tidak tumbuh dan berkembang)
Imbibisi : Masuknya
air ke dalam biji
Irreversible : Tidak
dapat kembali ke bentuk semula
Kualitatif : Tidak
dapat diukur dan dinyatakan dengan angka
Kuantitatif : Dapat
diukur dan dinyatakan dengan angka
Reversible : Dapat
kembali ke bentuk semula
Simultan : Bersama
Comments
Post a Comment